Artikel Islami
Artikel Islami
Jangan meremehkan Dosa
Manusia adalah makhluk
yang lalai. Tidak hanya lalai untuk mengerjakan amal ketakwaan namun juga lalai
dari dosa-dosa. Lebih memilukan lagi jika manusia acap mengentengkan dosa atau
maksiat yang ia perbuat. Seolah-olah dengan sikapnya itu, dia aman dari adzab
Alloh di dunia ataupun di akhirat.
Alloh telah menciptakan
bumi dan menghiasinya dengan berbagai perhiasan yang indah dan menawan untuk
menguji hamba-Nya, siapa diantara mereka yang taat kepada-Nya dan siapa yang
membangkang perintah-Nya.
Diperintahnya
hamba-Nya untuk melakukan kebaikan dan dilarangnya dari kemaksiatan adalah
semata-mata demi kebaikan hamba, karena Alloh sangat penyayang terhadap
manusia. Dan suatu hal yang pasti bahwa tidaklah Alloh memerintahkan suatu kebaikan
sekecil apapun kecuali pasti didalamnya mengandung maslahat, baik disadari
ataupun tidak. Demikian pula jika melarang sesuatu, tentu didalamnya terdapat
mudharat yang membahayakan hamba.
Kewajiban
Mengagungkan Alloh dan Takut kepada-Nya
Tak kenal maka tak
sayang. Demikian kedaan orang yang tidak mengenal Alloh dengan nama-nama dan
sifat-sifat-Nya. Sehingga sesuai dengan kadar pengetahuan seseorang terhadap
Alloh SWT, sebatas itu pula pengagungannya terhadap-Nya. Sesungguhnya mengenal
Alloh dengan sebenar-benarnya pengenalan merupakan pokok kebaikan. Dengannya
seseorang selalu merasa diawasi oleh Alloh SWT, sehingga tidaklah ia berucap
kecuali yang benar dan tidak berbuat kecuali yang baik. Berbeda dengan orang
yang tidak mengenal Alloh SWT dengan sebenar-benar pengenalan. Alloh SWT
berfirman,” Dan mereka tidak mengagungkan
Alloh dengan pengagungan yang semestinya.” (Az-Zumar:67)
Ayat ini mencakup semua
orang yang meremehkan kedudukan Alloh seperti orang-orang atheis yang
mengingkari adanya Alloh. Demikian pula orang-orang musyrik yang meyakini
adanya alloh serat meyakini bahwa Ia yang mengatur alam semesta, namun dalam
neribadah mempersekutukan Alloh dengan makhluk-Nya. Ayat ini juga meliputi
orang-orang yang mengingkari nam-nama Alloh dan sifat-sifat-Nya atau
mempercayai-Nya tapi menakwilkannya dengan selain makna yang sesungguhnya.
Termasuk meremehkan
keagungan Alloh adalah bermaksiat kepada-Nya dan melakukan apa yang
diharamkan-Nya berupa kemaksiatan, serta meninggalkan ketaatan yang Alloh
wajibkan.
Suatu
hak yang tidak diragukan lagi bahwa orang yang membangkang terhadap makhluk
(misalnya raja) berarti dia telah meremehkannya. Bagaimana terhadap orang yang
membangkang terhadap Al-khaliq?
Sebab-sebab
Terjatuhnya Seseorang Dalam Maksiat
Sesungguhnya lemahnya
keimanan dan keyakinan seseorang terhadap Alloh SWT, Dzat yang menciptakan
makhluk dan yang mengaturnya merupakan perkara yang berbahaya. Tidak adanya
perasaan takut kepada Alloh akan menyebabkan seseorang meremehkan janji Alloh
dan ancaman-Nya. Janji-Nya di dunia (bagi yang taat) adalah kemenangan dan
kebahagiaan, serta di akhirat adalah surge yang luasnya seperti langit dan
bumi. Adapun ancaman-ancaman (bagi yang membangkang) di dunia adalah kehinaan
dan ketidaktentraman, serta di akhirat kelak adalah belenggu yang melilit
tubuhnya dan diseret kedalam neraka yang menyala-nyala.
Oleh karena itu sudah
menjadi keharusan atas hamba yang beriman untuk bertakwa kepada Alloh serta
takut kepada-Nya dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Diantara sebab terjatuhnya seseorang terhadap kemaksiatan adalah KEBODOHAN SESEORANG TENTANG ALLOH DAN
SYARIAT-NYA. Kebodohan merupakan penyakit kronis yang tidak segera di obati
akan membinasakan pemiliknya. Obat dari kebodohan adalah mempelajari Al-Qur’an
dan As-sunnah.
CINTA DUNIA DAN TENGGELAM DALAM
KELEZATANNYA sehingga melalaikan dari ketaatan juga
faktor utama yang menyebabkan seseorang terjerumus kedalam dosa. Demikian pula LALAI TERHADAP TUJUAN HIDUP yang
sesungguhnya serta TIDAK MAU MENGAMBIL
PELAJARAN dari yang telah lewat.
Tingkatan-tingkatan
Dosa
Dosa adalah suatu
bentuk pelanggaran terhadap larangan Alloh atau meninggalkan apa yang
diperintahkan-Nya. Dan dosa itu bertingkat-tingkat kejahatannya. Dosa besar adalah setiap pelanggaran
yang pelakunya mendapat had (hukuman yang telah ada ketentuannya dari syariat)
seperti membunuh, berzina dan mencuri, atau ada ancaman secara khusus di
akhirat nanti berupa adzab dan kemurkaan Alloh, atau yang pelakunya dilaknat
melalui lisan rosululloh. Adapun jumlah dosa besar lebih dari tujuh puluh.
Alloh telah menjanjikan surge dan ampunan-Nya bagi yang menjauhi dosa-dosa
besar sebagaimana dalam firman-Nya,”jika kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang kamu
mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang
kecil) dan kami masukkan kamu ketempat yang mulia (surga).”(An-Nisa : 31)
Kapan
Suatu Dosa Menjadi Besar…???
Ketika hendak melakukan
dosa jangan melihat besar kecinya dosa, namun lihatlah dengan siapa kita
melakukan dosa? Patutkah bagi seorang yang diciptakan dan diberi oleh Alloh
sarana yang lengkapdan cukup, lantas melanggar larangan-Nya? Sesungguhnya suatu
dosa bisa menjadi besar karena hal berikut:
1. Dosa yang dilakukan secara rutin.
Sehingga dahulu dikatakan, “tidak ada dosa kecil jika dilakukan terus-menerus,
dan tidak ada dosa besar jika diikuti istighfar.
2. Menanggap remeh suatu dosa.
Ketika seorang hamba menganggap besar dosa yang dilakukannya maka menjadi kecil
di sisi Alloh. Namun jika ia menganggap kecil maka menjadi besar di sisis Allo.
Disebutkan dalam suatu atsar bahwa seorang mukmin melihat dosa-dosanya laksana
dia duduk di bawah gunung dimana ia khawatir gunung itu akan menimpanya.
Sedangkan orang durhaka melihat dosa-dosanya seperti lalat yang hinggap di
hidungnya lalu ia halau dengan tangannya.
3. Bangga dengan dosa yang
dilakukannya serta menganggap bisa melakukan dosa sebagai suatu nikamt.
Setiap kali seorang hamba menganggap manis suatu dosa, maka menjadi besar
kemaksiatannya serta besar pula pengaruhnya dalam menghitamkan hati. Karena
setiap kali seorang berbuat dosa, akan dititik hitam pada hatinya.
4. Menganggap ringan suatu dosa karena
mengira ditutupi oleh Alloh SWT dan diberi tangguh serta tidak segera
dibeberkan atau diadzab. Orang seperti ini tidak tahu
bahwa ditangguhkannya adzab adalah agar bertambah dosanya.
5. Sengaja menampakkan dosa dimana
sebelumnya tidak ada yang mengetahuinya kecuali Alloh SWT.
Sehingga mendorong orang yang pada dirinya ada bibit kejahatan untuk ikut melakukannya.
Demikian pula seseorang yang sengaja berbuat maksiat dihadapan orang.
6. Dosa menjadi besar jika dilakukan
seorang yang alim (berilmu) yang menjadi panutan.
Pengaruh
Dosa atau Maksiat
Ø Pengaruh
dosa terhadap hati seperti bahayanya racun bagi tubuh.
Ø Menghalangi
seseorang dari memperoleh ilmu yang bermanfaat. Karena ilmu adalah cahaya yang
Alloh letakkan pada hati seseorang. Sedangkan maksiat yang akan meresupkan
cahaya tersebut.
Ø Menyebabkan
seorang terhalang dari rizki, sebagaimana sebaliknya yaitu takwa akan
mendatangkan rizki.
Ø Adanya
kegersangan pada hati seseorang yang berbuat maksiat dan kesenjangan antara dia
dengan Alloh.
Ø Disulitkan
urusannya, sehingga tidaklah ia menuju pada suatu perkara kecuali ia mendapatkannya tertutup.
Ø Kegelapan
yang ia dapatkan pada hatinya. Ibnu abbas berkata, “ sesungguhnya kebaikan
mendatangkan sinar pada wajah, cahaya di hati, luasnya rizki, kuatnya badan,
dan dicintai oleh makhluk. Sedangkan kemaksiatan menyebabkan hitamnya wajah,
gelapnya hati, lemahnya badan, berkurangnya rizki dan kebencian hati para
makhluk.
Ø Kemaksiatan
melenyapkan barakah umur serta memendekkannya. Karena sebagaimana kebaikan
menambahkan umur.
Ø Tabiat
dari kemaksiatan adalah melahirkan kemaksiatan yang lainnya.
Ø Menyebabkan
seorang hamba hina dimata Alloh.
Ø Mengundang
kehinaan, merusak akal. Dan jika dosa telah banyak maka pelakunya akan ditutup
hatinya sehingga digolongkan menjadi orang yang lalai.
Ø Memunculkan
berbagai kerusakan di muka bumi, pada air, tanaman, udara, buah-buahan, dan
tempat tinggal.
Ø Menghilangkan
sifat malu yang merupakan pokok segala kebaikan serta melemahkan pelakunya.
Ø
Kemaksiatan menyebabkan hilangnya nikmat
dan memunculkan adzab
Posting Komentar